Kamis, 09 Juni 2016

Calon Pengganti Smartphone

Kenyamanan Smartphone
     Ukuran layar rata – rata 3,5 h – 4 inci merupakan ukuran minimal untuk dianggap nyaman untuk browsing dan kegiatan dunia maya lainnya. Sudah 9 tahun formasi hardware, atau form factor, smartphone belum banyak berubah. Peningkatan teknologi display dan baterai tetap ada, penambahan jumlah aplikasi seperti sistem GPS semakin mulus untuk smartphone murah. Banyaknya jumlah data seperti email, update status, dan info berita semakin mudah diakomodir tanpa crash.
     Menurut Direktur jurnal online ZDNet Larry Dignan para pembuat gadget smartphone bersaing di spesifikasi gadget yang dapat dibuat lainnya dengan sangat cepat. James Kendrick, jurnalis ZDNet, mengharapkan adanya suatu inovasi gadget yang memiliki efek eforia serupa dengan saat smartphone diperkenalkan untuk pertama kali. Saya juga mengharapkan demikian, tetapi tetap belum punya “bayangan” inovasi gadget apa yang dianggap revolusioner. Tetapi, terlebih dahulu saya ingin membahas berbagai kategori gadget baru, baik yang telah dipasarkan maupun masih diuji coba.

Smartwatch
     Gadget ini, sebagai wearable device, dianggap lebih personal ketimbang smartphone. Berbagai aplikasi yang mirip dengan aplikasi pada smartphone dapat dimuat. Tetapi, form factor smartwatch dari segi fungsionalitas tetap akan kalah dengan smartphone. Meskipun kapasitas memori smartwatch dapat meningkat, teknologi yang digunakan akan diterapkan di smartphone dengan mudah. Untuk segmen pasar pengguna jam tangan konvensional atau analog, pelanggannya menginginkan faktor seperti daya tahan baterai, tampaknya unsur mekanik, dan desain jam tangan.
     Tetapi, segmen pasar jam tangan konvensional masih terbatas karena ponsel termurah sudah dilengkapi dengan jam digital. Segmen pasar yang tidak memakai jam tangan kurang tertarik karena fitur smartphone yang dimilikinya sudah lengkap. Kelengkapan fitur smartphone sekarang juga menyebabkan berubahnya demografi, dimana generasi muda jarang mengenakan jam tangan. Para pembuat smartwatch masih kesulitan dalam menentukan segmen pasar dan menjelaskan manfaat dan keunggulannya. Ukuran layar, jika dibandingkan dengan smartphone, kalah jauh. Saat ini, dua produk indikator waktu yang paling lazim dibeli adalah jam tangan analog berharga mahal, yang digunakan sebagai aksesoris mode, dan smartphone. Smartwatch yang digunakan sekarang lebih banyak berfungsi sebagai fitness tracker, yang kurang praktis dilihat di smartphone.

Head – Up Display (HUD)
    Semula, HUD digunakan untuk kepentingan militer dan industri. Dengan harga antara $ 250 dengan $ 600, HUD dapat menggunakannya dengan menggerakan kepala atau teknologi input suara. HUD lebih banyak digunakan untuk gaming, seperti Oculus Rift VR yang diakuisisi Facebook 2 tahun yang lalu. Tetapi, saat ini HUD seperti Oculus Rift harus disambung dengan komputer PC  yang dilengkapi dengan Graphic Processing Unit (GPU) kuat seperti AMD R9 290. Penggunaan HUD secara mobile nampaknya harus menunggu waktu yang cukup lama.

Konsep Gadget Lainnya
     Layar fleksibel sedang dikembangkan oleh perusahaan seperti Samsung dan LG.  Tetapi, LG mengklaim saat ini teknologi gadget yang dapat dilipat masih terlalu mahal untuk diproduksi masal. Samsung sedang mengajukan hak paten smartphone seperti pensil/pulpen dilengkapi dengan layar yang dapat digulung. Meskipun lebih kecil ketimbang smartphone, saya masih ragu dengan minat konsumen untuk membelinya karena masih lebih praktis menggunakan smartphone model sekarang.
     Google dan Levi's sedang bekerjasama untuk menguji coba jaket yang dilengkapi dengan software. Sebagai kategori baru smart clothes, jaket yang diuji coba dalam proyek Project Jacquard ini terbuat dari tekstil/kain konduktif dan pengguna dapat menyentuh kain tersebut untuk menggunakan berbagai aplikasi. Sebuah gadget elektronik fleksibel dapat ditempel di jaket dan dilepas dai jaket untuk dicharge. Elektronik tersebut harus ditempel dekat lengan sebab lengan itulah yang paling mudah digunakan. Tetapi ini berarti pengguna harus mengangkat lengannya selama menggunakan gadget itu, yang saya kira kurang nyaman dibandingkan dengan menggunakan smartphone.
      Dominasi smartphone dibantu dengan micro projector yang dapat dihubungkan dengan smartphone untuk menghasilkan resolusi sebesar 1280 x 768 pixel. Dengan harga versi terjangkau sekitar $ 200 sampai $ 300, gadget ini bakal menjadi puncak inovasi smartphone dengan memberi pilihan menikmati resolusi sebesar layar PC.

Kenyamanan Pengguna dan Pemasaran
     Mungkin saya bukan orang yang paling tepat dalam menjelaskan perihal desain produk dan user experience. Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengguna smartphone, fitur – fitur, dan aksesoris yang telah ada sudah hampir cukup untuk penggunaan consumer devices sehari – hari. Apapun bentuk gadget baru yang akan diperkenalkan di pasar, kenyamanan bagi pengguna adalah faktor terpenting. Berberapa perusahaan menganggap “barunya” suatu gadget membuat suatu gadget menjadi menarik bagi calon pelanggan. Apakah alasannya di antara lain adalah untuk menggerakkan harga saham perusahaan yang bersangkutan, saya kurang tahu. Elemen user experience terpenting adalah ukuran display, tingkat penggunaan secara intuitif, jumlah fitur, dam kecepatan.
     Kurangnya eforia publik dan penjualan untuk gadget – gadget baru mungkin disebabkan oleh kurang efektifnya pemasaran. Saya teringat oleh presentasi perkenalan iPhone oleh Steve Jobs tahun 2007 yang memperkenalkan 3 “produk” baru, yaitu “iPod dengan layar lebar, sebuah ponsel, and alat internet communicator baru”. Akhirnya dijelaskan bahwa  ketiganya sudah berada di dalam satu perangkat yang bernama iPhone. Terdapat slogan yang digunakan seperti “Apple reinvents the phone” yang membantu penjualan di tahun pertama lebih dari 6.000.000 unit. Penggunaan slogan pemasaran tersebut, selain menarik perhatian, juga mudah diingat dan memberi arti merek tersebut. Sebagai kesimpulan, perusahaan yang mampu mengkomunikasikan manfaat produknya secara efektif akan berhasil memasarkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar