Sabtu, 14 Mei 2016

Di Balik Keberhasilan Pengusaha Teknologi

     Perusahaan yang dikenal inovatif pasti memperoleh keberhasilan finansial yang luar biasa. Inovasi  menciptakan segmen pasar baru dan membuat perusahaan yang bersangkutan mampu meninggalkan pesaingnya. Pelanggan lebih bersedia membayar lebih untuk membelinya dan perusahaannya lebih menarik untuk calon karyawan yang sangat berbakat. Perusahaan semacam ini dipimpin oleh pengusaha atau CEO yang memiliki ambisi besar dan visioner. Reputasi pemimpinnya secara otomatis sudah tersebar luas. Sebagai contoh, Elon Musk, CEO mobil listrik Tesla Motors dan pembuat teknologi antariksa SpaceX, dinobatkan sebagai “Penemu Terhebat Saat Ini” di majalah Atlantic tahun 2013 oleh para CEO Yahoo, Oracle, dan Google. Dia dianggap sebagai pengendali sejarah teknologi karena perusahaan – perusahaannya berpotensi untuk mengubah sektor – sektornya secara mendasar. Steve Jobs terkenal dengan menitikberatkan desain produk, yang membuat produk – produk Apple sangat diminati konsumen. Apple juga dikenal mahir menggabungkan berbagai teknologi seperti internet, GPS, dan layar sentuh secara mengagumkan.
     Semua persepsi mengenai keberhasilan pimpinan perusahaan inovatif tersebut mulai berkembang sejak abad ke – 19. Saat itu, seorang pakar filsafat asal Skotlandia bernama Thomas Carlyle menulis “sejarah keberhasilan manusia berada di bawah sejarah orang – orang hebat yang telah berkarya di dunia ini”. Ternyata anggapan tersebut menuai banyak kritik. Herbert Spencer berpendapat “semua perubahan yang dimulai dari seseorang berasal dari generasi – generasi yang telah mendahuluinya”. Sebagian besar dari para sejarawan iptek tidak percaya bahwa semua penemuan berasal dari “seorang penemu yang hanya mengandalkan imajinasi, keinginan, dan kemampuan intelektualnya sendiri”, menurut sejarawan Yale University Daniel Kevles. Dalam arti lain, pimpinannya tergantung kepada berbagai sumber daya alam, tenaga ahli, dan kesempatan yang tersedia. Anggapan adanya pahlawan teknologi bersikap kurang adil bagi banyaknya pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan teknologi baru, serta meremehkan struktur atau sistem yang diperlukan untuk menciptakan inovasi berikutnya.
     Sebagai contoh, CEO SpaceX Elon Musk sangat membutuhkan para pakar teknologi antariksa seperti JB Straubel (Chief Technology Officer). Ada juga Gwynne Shotwell, Presiden perusahaan, yang mengelola divisi opersional dan menangani negosiasi perusahaan. Di sektor IT, kualitas desain produk Apple sangat tergantung kepada keahlian desainer Jonathan Ive dan anak buahnya. Banyak yang berpendapat bahwa inovasi yang terbaik berasal dari pemikiran kolektif. Terdapat berbagai metode untuk memotivasi atau menstimulasi karyawan untuk berinovasi. Sebagai contoh, Rite Solutions menciptakan “idea market” yang bernama “Mutual Fun”, di mana setiap karyawannya dapat memberi gagasan yang dicatat seperti perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham. Setiap karyawan diberi “uang virtual” sebesar $10.000 untuk “berinvestasi” dan dapat berkontribusi terhadap ide tersebut secara sukarela. Jika memperoleh dukungan cukup banyak, proyeknya disetujui dan siapaun yang mendukungnya memperoleh bagian dari laba proyek itu. Hasilnya, dalam tahun pertama, Mutual Fun memberikan 50% dari seluruh sumber pertumbuhan perusahaan.
     Selain faktor – faktor internal, berbagai faktor eksternal sangat menentukan. Dukungan dari pemerintah Amerika Serikat untuk penelitian dasar dan subsidi untuk mobil listrik dan panel surya sangat besar, namun kontribusinya kurang mendapat perhatian. Tahun ini, pemerintah AS telah memberikan anggaran sebesar $ 267 juta untuk eksplorasi planet Mars, meningkat dari $ 185 juta untuk tahun 2015. Pendanaan ini sangat diandalkan oleh perusahaan swasta seperti SpaceX, yang meluncurkan roket pertamanya tahun 2008 untuk memenangkan kontrak sebesar $1,6 milyar dari NASA. Teknologi dasar perjalanan antariksa juga didanai oleh NASA. Di sektor otomotif, pengembangan baterai lithium ion didanai Department of Energy AS dan National Science Foundation di akhir tahun 1980-an, dan kesempatan ini telah diambil oleh Tesla Motors. Tesla juga pernah menerima insentif pajak sebesar $ 1,29 milyar dari pemerintah negara bagian Nevada untuk pabrik baterai mobil. Untuk sektor IT, pengembangan teknologi seperti internet dimulai tahun 1973 oleh U.S. Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Penelitian teknologi GPS dimulai oleh U.S. Department of Defense dengan menggunakan 24 umit satelit.  Teknologi layar sentuh berawal dari penelitian yang diadakan oleh badan riset tenaga nuklir Eropa CERN.
     Pemeritah Tiongkok telah memberikan dana sebesar $ 231 milyar untuk mendukung perusahaan – perusahaan baru di tahun 2015, yang dikenal sebagai dana bimbingan pemerintah. Pendanaan ini dimaksud untuk memicu investasi pihak swasta yang cenderung ragu untuk investasi di tahapan awal usaha baru. Meskipun ada beberapa kalangan yang ragu upaya ini akan mendorong inovasi, setidaknya pemerintah Tiongkok berupaya untuk mempromosikan kewiraswastaan.
     Mengandalkan peran pemerintah saja tidak cukup. Perusahan – perusahaan teknologi juga membutuhkan modal dari perusahaan venture capital atau investor, yang lebih siap mengambil risiko yang cenderung dialami perusahaan teknologi. Mereka, terutama yang di negara – negara maju, juga memberikan mentoring, keahlian teknis, keuangan, dan pemasaran, serta dukungan manajerial secara langsung untuk perusahaan baru. Investor awal juga dapat membantu perusahaan baru dalam memperoleh dana investasi tambahan dan menuju IPO (Initial Public Offering) agar perusahaannya tecatat di bursa saham. Tingkat risiko yang tinggi dikompensasi dengan porsi kepemilikan investor yang signifikan di perusahaan baru. Para investor menanam modal berdasarkan perhitungan tingkat risiko yang mereka sanggup menerima.
     Di Amerika Serikat, terdapat Small Business Administration yang memberi lisensi ke perusahaan investasi usaha kecil untuk membantu pendanaan dan pengelolaan UKM di Amerika Serikat. Perusahaan investasi memiliki peran sangat penting bagi perkembangan perusahaan seperti Apple di tahun 1980 – an. Jumlah perusahaan yang ditanamkan modal bertambah dari belasan perusahaan di awal dekade itu menjadi lebih dari 650 perusahaan di akhir dekade. Modal yang dikelola perusahaan – perusahaan tersebut meningkat dari $ 3 milyar menjadi $ 31 milyar dalam 10 tahun.
     Faktor – faktor di atas, atau sisi ekonomi mikro, juga dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi makro seperti perubahan nilai tukar uang. Keadaan di bursa efek dan fluktuasi tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan untuk tetap beroperasi. Pembangunan infrastruktur jalan tol mempermudah akses ke lokasi usaha tersebut. Begitu pula dengan pembangunan perumahan untuk para dan calon pekerja untuk menetap dekat dengan perusahaan itu. Perkembangan tren di kalangan konsumen seperti penggunaan teknologi media sosial dan belanja online telah mempengaruhi hampir semua perusahaan. Setiap perusahaan harus beradaptasi dengan keadaan ini. Perubahan keadaan demografi, seperti bertambahnya konsumen muda dan lajang, dapat berpengaruh ke bisnis yang mengandalkan konsumen keluarga. Selain kemampuan mengikuti tren pasar, keberhasilan perusahaan dan pimpinannya tergantung dengan kondisi ekonomi dan politik, baik domestik maupun internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar