Minggu, 15 Mei 2016

Otomatisasi Industri, Jasa Manufaktur, dan Pendidikan

     Hampir semua negara mengalami deindustrialisasi, yaitu berkurangnya jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri. Sebagai contoh, sebanyak 9 juta orang bekerja di manufaktur Inggris pada tahun1966, tetapi di negara yang sama jumlahnya menurun menjadi 3 juta pekerja. Amerika Serikat dan bahkan Tiongkok juga mengalami penurunan yang sama. Pemerintah  negara - negara tersebut telah didesak untuk menstimulasi industri domestik. Tetapi, masalahnya adalah kurang pahamnya para pembuat kebijakan terhadap manufaktur modern, yang telah banyak berubah teknologinya.

3D Printing
    Prosesnya disebut additive process, yaitu benda diciptakan dengan menambah lapisan bahan/material sampai seluruh benda tersebut selesai.  Seperti metode manufaktur konvensional,  3D printing juga menggunakan software CAD (Computer Aided Design). File yang dipakai menggunakan 3D modeling program. Bedanya, tidak ada bagain - bagian benda yang tidak diinginkan dan harus dikurangi dengan teknik manufaktur seperti cutting dan drilling. Obyek yang dirancang tersebut dapat di - save di memori komputer dan file komputer obyek tersebut dapat dikirim ke printer 3D untuk mencetak obyek fisiknya secara utuh.
   Ada teknologi 3D scanner yang dapat melakukan scanning benda 3 dimensi apapun dan mencetak bdenda 3 dimensi mirip dengan yang aslinya.  Akhir-akhir ini beberapa perusahaan IT seperti Google dan Microsoft telah memungkinkan hardware mereka untuk melakukan scanning 3D, seperti Microsoft Kinect.  Ada kemungkinan smartphone dan tablet bakal dilengkapi dengan scanner 3D. Harga scanner 3D bervariasi, mulai dari versi profesional yang mahal sampai dengan perangkat rakitan seharga $30 dolar.
     3D printing sudah digunakan untuk pembuatan maket rumah/gedung, perabot rumah tangga,  asbak,  dan perhiasan. Teknologi ini juga berkembang di sektor kedokteran, dan hiburan, serta untuk bidang antropologi dan rekonstruksi bahan bukti yang rusak parah untuk investigasi kasus kriminal. Di sektor industri,  penggunaannya lebih banyak untuk pembuatan prototip produk dan produksi mainan. Beberapa perusahaan telah menciptakan jasa toko benda 3D online agar file obyek yang disimpan dan dijual di toko online dapat dibuat di berbagai tempat yang berbeda secara bersamaan di seluruh dunia. Nokia telah memperkenalkan beragam disain 3d untuk casing-nya agar pembeli dapat customize casing hp-nya. Siapapun yang dapat mendisain produk 3d dapat meng-upload hasil karyanya di situs online untuk 3d printing seperti Shapeways,  iMaterialize,  dan Sculpteo.
      Tidak ada biaya tambahan untuk memproduksi beberapa unit saja. Benda yang dicetak dengan 3D printer dapat di tambah elemen bendanya secara fleksibel tanpa biaya tambahan per unit. Untuk manufaktur konvensional, penambahan kompleksitas desain produk menambah biaya produksi per unit secara dramatis. Sebagai contoh, Ford Motor Company, salah satu pelopor produksi massal, telah memproduksi komponen hasil 3D printing sebanyak 500.000 unit.
      Adapun kelemahan 3D printing yaitu masih lamban untuk menghasilkan komponen plastik kokoh dalam volume besar dibandingkan dengan metode injection molding konvensional. Tetapi, 3D printing menandakan awal dari revolusi industri ke-3. Dengan teknologi seperti 3D printing, sebagian besar kegiatan manufaktur mada depan tidak memerlukan pabrik. Diperkirakan penjualan di sektor 3d printing tumbuh dari $3.07 milyar tahun 2013 menjadi $12.8 milyar tahun 2020. Teknologi ini dicanangkan untuk mengubah hampir semua sektor ekonomi dan mengubah cara kita hidup dan bekerja di masa mendatang.

Robot Pabrik
     Meskipun harga printer 3D semakin terjangkau, produksi massal masih sangat efisien. Teknologi produksi massal yang lazim digunakan sekarang masih lebih efisien ketimbang 3D printing. Semakin banyak unit produksi yang dibuat, semakin rendah biaya produksi per unitnya. Metode manufaktur massal dibuat lebih efisien oleh pendiri pabrik mobil Ford, Henry Ford. Dianggap sebagai sosok yang "menyempurnakan" produksi massal, dia membangun pabrik - pabrik besar dan menstandarisasi produk dan proses manufakturnya. Efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu mobil meningkat sebesar 90%dan 55% mobil - mobil di Amerika tahun 1916 adalah Model T buatan Ford.
    Kini produksi massal menggunakan teknologi robotik, yang semakin canggih dan membuat otomatisasi lebih terjangkau dan fleksibel.  Penerapan teknologi robotik lebih banyak berlangsung di negara – negara yang upah tenaga kerjanya relatif tinggi. Karena robot – robot tersebut bakal memungkinkan otomatisasi hampir 100%, pabrik – pabrik yang menggunakannya akan disebut “dark factory”. Robot industri tetap dapat bekerja dengan dimatikannya penerangan pabrik. Salah satu contoh robot adalah robot lengan yang mengambil circuit board komputer atau Printed Circuit Board (PCB) dari conveyor belt dan diletakkan ke dalam perangkat elektronik yang mengecek software yang terkandung di dalam PCB tersebut secara otomatis. Robot yang dapat melakukan soldering sedang dalam tahap uji coba. Meskipun masih lebih efisien untuk produksi massal ketimbang menggunakan printer 3D, biaya investasinya jauh lebih besar.
     Perusahaan – perusahsan manufaktur di negara – negara seperti Tiongkok merasa tertekan untuk mengotomatisasi pabriknya. Sektor industri di Tiongkok berkontribusi sebesar 36% terhadap produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Sekarang, upah pekerja di Tiongkok “hanya” 20% lebih rendah ketimbang pekerja di Amerika Serikat. Biaya otomatisasi pabrik di perusahaan seperti Foxconn lebih rendah dibandingkan dengan melatih karyawan baru. Di Tiongkok, otomatisasi pabrik agak terbantu oleh keinginan sebagian generasi muda Tiongkok untuk bekerja di sektor jasa ketimbang menjadi buruh pabrik.
Jasa Manufaktur
     Beberapa ahli industri berpendapat bahwa produksi adalah inti dari beberapa kegiatan ekonomi, bukan hanya manufaktur. Sekarang ada manufacturing as a service, di mana perusahan manufaktur menggunakan internet untuk berbagi peralatan dan software manufaktur untuk menghemat biaya dan menghasilkan produk yang lebih baik. Dalam beberapa jam atau menit, perusahaan atau klien individu yang membutuhkan prototip tetapi tidak dapat membuatnya sendiri dapat menyerahkan file desain CAD ke perusahaan jasa manufaktur dan memperoleh feedback desain dan estimasi biaya produksinya sebelum desainnya benar – benar diproduksi. Seperti Dassault Systemes dengan jaringan virtual MySolidWorks dan software SolidWorks. Anggota jarimgan tersebut terdiri dari berbagai insinyur dan perancang produk dan perusahaan manufaktur seperti spesialis CNC milling dan  injection molding.
     Manufacturing as a service masih belum banyak diterapkan. Dibutuhkan koneksi internet untuk memperoleh data produk dan kondisi mesin manufaktur secara real- time. Kecepatan jaringan internet yang semakin cepat dan padat dapat membantu menyimpan informasi tambahan seperti data catatan servis peralatan, daftar produk atau prototip yang akan dibuat, dan kondisi lingkungan manufaktur. Penyimpanan semua data tersebut membutuhkan infrastruktur manufacturing cloud, mirip dengan cloud computing untuk menyimpan data komputer kita. Karena dibutuhkannya prasarana cloud computing, biaya investasinya pasti tinggi. Permasalahan keamanan hak intelektual masih belum terpecahkan. Konsep penggunaan teknologi informasi berbasis jasa untuk jaringan manufaktur masih diuji oleh berbagai perusahaan, universitas, dan badan - badan industri Eropa dalam proyek “Manucloud”.
     Sumber penjualan dari jasa bagi perusahaan manufaktur meningkat, seperti Rolls Royce yang memperoleh 50% penjualannya dari skema sewa mesin pesawat berbasis "power - by - the - hour" untuk maskapai penerbangan. ARM, pembuat chip untuk produk seperti smartphone, tidak memiliki pabrik untuk kegiatan manufaktur, tetapi memberi lisensi desain produknya ke berbagai berbagai perusahaan yang memproduksinya, seperti Apple, Samsung Electronics, Quallcomm, dan sebagainya. Jadi ARM cukup mendesain dan membuat prototip produknya, serta mendaftarkan hak intelektualnya. Hampir semua smartphone memiliki chip rancangan ARM. Model bisnis seperti ini membagi – bagi biaya penelitian dan laba ke pihak- pihak yang terlibat.

Nasib Pekerja dan Reformasi Pendidikan
     Pabrik - pabrik padat karya dan modal tetap akan ada. Beberapa konsep otomatisasi yang lebih ambisius memerlukan beberapa dekade untuk diterapkan secara menguntungkan.  Sebuah riset di Kanada menunjukkan otomatisasi untuk sektor pertanian baru menjadi mainstream sekitar tahun 2026. Di sisi lain, jumlah kegiatan manufaktur skala kecil akan bertambah dan sebagian akan berada di dalam rumah tangga. Meskipun tidak menciptakan banyak lapangan kerja seperti di pabrik, manufaktur masa depan dapat menciptakan pengusaha - pengusaha manufaktur baru, terutama yang menggunakan 3D printing.
     Perusahaan – perusahaan manufaktur besar secara perlahan telah menerapkan teknologi robotik. Cambridge Industries Group, salah satu pembuat robot pabrik, berencana akan mengurangi 2/3 dari 3000 karyawannya dengan robot pabrik. Jika karyawan – karyawan tersebut kehilangan pekerjaannya, sebagian dapat menemukan pekerjaan lain di sektor jasa. Tetapi, tidak semua karyawan perusahaan manufaktur akan memperoleh pekerjaan lain dengan mudah. Yang dikhawatirkan adalah potensi gejolak sosial sebagai akibatnya. SDM berketerampilan tinggi bisa meraup manfaat dari jumlah pekerjaan kognitif yang bakal meningkat, meskipun lebih banyak lagi yang harus bekerja di sektor jasa yang berupah rendah.
     Pendidikan dan pelatihan akan menjadi dilema baru. Kegiatan manufaktur masa depan akan membutuhkan tenaga yang lebih terampil dan kreatif. Agar SDM masa depan dapat beradaptasi, Massachusetts Institute of Technology (MIT) memberi akses gratis untuk semua mahasiswa barunya ke fasilitas 3D printing dalam program Makerlodge. Ini adalah terobosan yang sangat baik di tengah – tengah keadaan di mana pertumbuhan ekonomi dan perubahan teknologi jauh lebih cepat ketimbang reformasi pendidikan. Kualifikasi sebagian besar SDM sering tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja sekarang. Otomatisasi telah menciptakan pekerjaan dan gaya hidup baru. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah otomatisasi bakal lebih banyak menghapus lapangan kerja atau menciptakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar